Latih Keterampilan Santri Lewat Pembuatan Buket: Santri Kudu Melek Entrepreneurship

Sulamul Huda – Rangkaian kegiatan inspiratif dan inovatif kembali digelar oleh panitia program santri akhirussanah atau kelas akhir. Setelah pekan sebelumnya santri kelas akhir mendapat pembelajaran bekal mengajar Al-Quran dan workshop seputar digital marketing, Senin (15/5) para santri kedatangan kembali sosok inspiratif dan kreatif. Adalah Siti Marfuah Milatu Azka atau yang akrab dipanggil Mila. Ia merupakan istri dari alumni pondok pesantren Sulamul Huda tahun 2014, Taufik Alex.

Bukan tanpa alasan, panitia mengundang Mila sebagai narasumber pada kegiatan kali ini. Pasalnya, selain disibukkan mengurus keluarga dan mengasuh anaknya yang masih balita, ia juga menggeluti sebuah usaha buket. Usaha buket belakangan memang memiliki banyak peminat, terlebih di musim wisuda dan pernikahan. Keterampilan yang ia miliki diharapkan mampu menjadi inspirasi untuk para santri dan bisa menularkan semangat untuk belajar berwirausaha di rumah.

Perempuan yang saat ini berdomisili di desa Maguwan itu mencontohkan bagaimana membuat buket dari bahan makanan ringan dan jajanan. Santri kelas enam mula-mula dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian masing-masing kelompok diberi tugas membuat buket dari bahan yang telah mereka bawa. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain; kertas buket dua lembar, tusuk sate, gabus, dan jajan sesuai kebutuhan. Setiap bahan yang disediakan kemudian dibentuk dan dikreasikan semenarik mungkin. Sebagai pemanis atau untuk menambah kelucuan, kita juga bisa menambahkan boneka di tengah buket atau bunga-bunga imitasi.

Mila dalam wawancaranya mengungkapkan pentingnya memiliki keterampilan, sebab baginya santri tak hanya dituntut bisa mengaji dan paham ilmu agama, tapi juga harus melek dengan wirausaha. “Menurut saya sangat penting sekali, apalagi sekarang santri dituntut oleh zaman tidak hanya bisa ngaji dan mengenal ilmu agama saja, tetapi ada bekal entrepreneurship. Dengan adanya bekal dan pelatihan santri bisa meniru, memodifikasi, lalu mengembangkan bakat minat mereka. bukan hanya dalam hal perbuketan saja akan tetapi bisa dalam hal-hal yang lain seperti buka online shop, rias, bengkel, dan lain-lain.”

Pihaknya juga menyampaikan kesan dan harapannya untuk para santri dalam kegiatan tersebut. Mila mengaku sempat grogi, karena selama ini sosoknya biasa menghadapi anak-anak TK atau SD, tapi kali ini berkesempatan mengisi anak-anak tingkat SMA. “Awalnya pas di rumah deg-degan banget kayak mau ketemu camer, bingung mau ngomong apa, karena biasanya dihadapkan dengan bocil-bocil TK dan SD. Tapi ini udah dihadapkan dengan calon bapak-bapak dan ibu-ibu. Alhamdulillah, nervous-nya ilang saat tahu mereka sekocak dan seantusias itu. Saya senang banyak yang tanya ini itu jadi meskipun baru kenal tapi berasa kayak udah kenal lama,” ungkapnya.

“Dan pesan untuk teman-teman semua, jangan takut membuka usaha, apapun itu. Cintai usahamu dan kamu akan nyaman dengan semua itu. Dan perlu di-bold dan digarisbawahi KURANGI BEBAN ORANG TUA, KITA UDAH GEDE. Semoga teman-teman sukses kedepannya, di tempat yang baru dan tentunya rutinitas baru,” tutup Mila.

Pewarta: Ikhsanudin / Tim Humas dan SUHU Media

Leave a Comment